Rabu, 12 November 2014

Contoh Kebudayaan Masyarakat yang Mengandung unsur agama HINDU-BUDHA


BARITAN
Baritan ialah kegiatan perayaan yang dilakukan seluruh warga Desa Temenggungan di perempatan setiap RT/RW. Perayaan ini dilakukan dengan membawa takir perwakilan dari anggota keluarga. Takir tersebut berisi nasi yang berisikan sayur dan lauk pauk. Sayur yang biasa digunakan ialah berbagai macam kulupan. Yang tidak boleh ketinggalan dalam takir adalah janur kuning yang di pasangkan pada takir. Pada sebuah sajian dalam takir memiliki makna sendiri-sendiri misalnya : Sambel goreng melambangkan kebersamaan karena dalam sambel goreng tersebut banyak campuran mulai dari kentang, tempe, tahu dan lain-lain. Sedangkan telur melambangkan kerja keras, karena pada zaman dahulu untuk mendapatkan telur sangat susah sehingga dibutuhkan usaha lebih untuk mendapatkannya.
Baritan rutin dilaksanakan pada malam tahun baru suro. Dan ada juga pada siang hari yang dilakukan di masjid.
Baritan bertujuan untuk mendapatkan keselamatan bagi seluruh warga desa tersebut dan juga kelancaran dalam menjalankan aktifitas sehari-hari para warga Desa Temenggungan. Untuk memanggil para warga agar berkumpul di perempatan yaitu dengan kentongan. Kentongan merupakan alat komunikasi utama zaman dahulu, banyak fungsi yang didapat dari kentongan yaitu untuk mengumpulkan warga, untuk memberi tanda ada maling, untuk kebakaran, memberi tanda ada orang meninggal dunia, membangunkan orang sahur, dan lain-lain. Dengan semakin majunya zaman maka kentongan ini seperti diduakan dan bahkan hampir terlupakan, maka dengan diadakanya baritan ini juga untuk tetap mempertahankan Kentongan.

Menurut para sesepuh lingkungan Proses terjadinya baritan adalah karena adanya berbagai macam bencana pada zaman dahulu, untuk itu warga desa mengadakan slametan. Tapi zaman dahulu belum banyak masjid/musholla yang didirikan sehingga untuk mengadakan baritan, maka dari itu baritan diadakan di jalan/ perempatan. Asal mula pemberian nama baritan ialah "mbubarake Peri lan Setan" (membubarkan peri dan setan). Sesuai dengan makna kepanjangannya, Baritan memang sebuah ritual yang ditujukan agar Masyarakat Desa Temenggungan Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar terhindar dari Balak dan Bencana, sehingga kehidupan senantiasa aman, tentram dan damai. Baritan dilakukan warga Desa per RT, jadi hanya lingkup kecil saja. Per RT melakukan baritan pada perempatan jalan utama desa tersebut. Setelah selesai Sholat magrib dan Setelah kentongan dibunyikan, para warga lekas datang ke perempatan membawa nasi beserta lauk pauk sejumlah anggota keluarganya. Setelah semua berkumpul, nasi ditaruh di tengah sedangkan para warga duduk melingkar mengelilingi nasi tersebut. Tokoh/sesepuh lingkungan kemudian melakukan doa untuk keselamatan warga desa dan acara selanjutnya ialah menukarkan nasi yang dibawa tadi dengan nasi yang dibawa warga yang lain. Peraturannya ialah warga tidak boleh membawa nasi yang dibawanya sendiri, harus membawa makanan yang dibawa oleh tetangganya. Ini dimaksudkan bahwa tidak ada pembedaan kelas diantara masyarakat desa tersebut.
Baritan dilaksanakan oleh seluruh warga kampong yang ada pada RT tersebut, tidak ada batasan umur untuk warga yang boleh ikut baritan. Mulai dari anak bayi sampai orang tua boleh ambil bagian dalam baritan. Dengan mengajak anak-anak berharapan agar tetap ada yang melestarikan budaya tersebut.

Masyarakat sangat antusias akan adanya tradisi baritan, karena selain untuk mendoakan keselamatan juga untuk menyambung tali silaturahmi. Mungkin dalam kesehariannya ada yang sibuk dengan urusan kerja, dengan adanya baritan ini mereka bisa saling bertemu dan mengobrol basa-basi. Disini juga melebur antara warga kaya ataupun miskin, mereka duduk bersama, bercanda bersama.
Selain itu, baritan juga diadakan rutin setahun sekali, maka dari itu banyak warga yang tidak mau melewatkan momen bersejarah ini. Bahkan ada yang sengaja sejenak meniggalkan kesibukannya hanya untuk demi tradisi baritan. Tetapi itu tidak semuanya yang melakukan, karena sebagian besar warga Desa bermata pencaharian sebagai petani. Kesimpulannya tanggapan masyarakat dengan adanya tradisi baritan ini ialah sangat antusias, karena berbagai faktor diatas yang menyebabkan tradisi baritan selalu berkesan dan terus berkembang hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar